KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati, kami
panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nyalah kami selaku kelompok dapat
menyusun laporan penelitian metode ilmiah yang bertemakan Pengaruh Suhu dan
Kelembapan Terhadap Roti.
Dalam laporan penelitian metode ilmiah yang kami susun ini, terdapat
beberapa materi mengenai langkah langkah metode ilmiah secara umum dengan
struktur yang sistematis, yang telah kami diskusikan bersama anggota kelompok
yang lain.
Kami juga ingin mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah
kami pakai sebagai referensi penyusunanan laporan penelitian ilmiah ini dalam
pemanfaatan data dan fakta. Oleh karenanya dalam kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1.
Guru mata diklat Ilmu Pengetahuan
Alam, Ibu Magdalena Carolin yang telah membimbing dan memberi petunjuk kepada
kami dalam pembuatan makalah ini.
2.
Seluruh anggota kelompok yang
dengan kerelaan hati menyempatkan waktunya untuk dihabiskan membuat makalah ini
bersama-sama.
3.
Vernanda dan keluarga yang telah
berbaik hati menjadikan rumahnya sebagai tempat belajar kelompok bersama,
walaupun kami berasal dari kelompok lain.
4.
Para blogger dan pengarang buku
yang telah membantu kami dalam pencarian bahan atau materi.
5.
Pihak-pihak lain yang secara
langsung dan tidak langsung terlibat dalam pembuatan makalah ini
Semoga Tuhan
Yang Maha Esa memberi balasan yang berlipat ganda kepada Bapak/Ibu dan
teman-teman serta pihak-pihak lain atas kebaikan yang telah membantu dan
mendukung kami dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini telah diusahakan untuk dapat diselesaikan dengan sebaik
mungkin, namun kami sebagai penyusun menyadari bahwa tidak ada karya yang
sempurna. Untuk itu semua kritik dan saran dari para pembaca sangat kami
harapkan sebagai bahan untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Akhir kata
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita khususnya bagi
siswa-siswi SMK Xaverius Palembang.
Palembang, 20 November
2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………...... 1
DARFTAR ISI
…………………………………………………………………………...…... 2
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………………......... 3
1.1 Latar
Belakang Masalah.………………………………………………………...…. 3
1.2 Pembatasan
Masalah ………………………………………………………………. 3
1.3 Rumusan
Masalah ……………………………………………………………...….. 4
1.4 Tujuan
Penelitian ………………………………………………………………...... 4
1.5 Manfaat
Penelitian ……………………………………………………………...…. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
…………………………………………………………….. 5
2.1 Landasan
Teori …………………………………………………………………….. 5
2.2 Kerangka
Teori …………………………………………………………………......7
2.3 Kerangka
Konsep ………………………………………………………………….10
2.4 Perumusan
Hipotesis ………………………………………………………………10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
………………………………….……………...…11
3.1 Teknik
Pengumpulan Data ………………………………………………………...11
3.2 Variabel
Penelitian …………………………………………………………...……11
3.3 Definisi
Operasional Variabel ……………………………………………………..12
3.4 Lokasi
dan Waktu Penelitian …………………………………………………..….12
3.5 Metode
Penelitian …………………………………………………………………12
3.6 Teknik
Pengambilan Contoh ………………………………………..…………….12
BAB IV HASIL PENELITIAN
………………………………………………………….…. 13
4.1 Analisis Data ……………………………………………………………………... 13
4.1 Analisis Data ……………………………………………………………………... 13
4.2 Lampiran …………………………………………………………………….……
16
BAB V HASIL PENELITIAN
……………………………………………………………... 20
5.1 Kesimpulan
……………………………………………………………………….20
5.2 Saran
……………………………………………………………………………...20
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….………………….21
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini
akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan
masalah, tujuan penulisan, dan manfaat penelitian
1.1
Latar Belakang
Masalah
Sekarang ini banyak sekali bahan
pangan yang mudah sekali kadaluarsa atau tidak layak dikonsumsi lagi. Bahan
pangan tersebut diantaranya adalah roti. Sebagai makanan yang mengandung
karbohidrat tinggi dan seringkali dijadikan pengganti nasi, roti juga dianggap
sebagai alternatif konsumsi karbohidrat yang rendah glukosa dan tidak
menyebabkan terserangnya diabetes dini.
Oleh karena itu banyak sekali ibu
rumah tangga atau masyarakat umum yang membeli roti dalam jumlah banyak yang
diinginkan dapat dijadikan persediaan makanan di rumahnya. Akan tetapi
ketahanan sebuah roti tidak bisa lebih dari sepekan atau bahkan tiga hari
lamanya. Itu sebabnya penampilan roti cepat sekali berubah. Yang mulanya
memiliki warna seputih susu, berubah menjadi berbintik hitam hingga ditumbuhi
jamur. Karena penampilan roti berubah seekstrim itu, maka roti sudah tak layak
konsumsi lagi.
Namun ada beberapa pihak yang
tidak terlalu memperhatikan apa yang dimakannya, sehingga pada awal
kadaluarsanya roti, mereka tidak mengetahui ciri ciri terjadinya pertumbuhan
jamur pada roti yang sudah tak layak konsumsi lagi. Karena itu mereka
seringkali memakan makanan yang malah mendatangkan banyak penyakit. Hal ini
sangat penting untuk diperhatikan dan juga memprihatinkan.
Peristiwa ini merupakan salah
satu masalah yang harus segera diatasi. Janganlah sampai dibiarkan terus
menerus dan kian berlarut. Hingga pada akhirnya mendatangkan akibat yang
menumpuk di kemudian hari. Oleh sebab itu, kami berusaha merangkum sedemikian
rupa dan mencoba meneliti apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal
ini dapat terjadi.
1.2
Pembatasan
Masalah
Telah
dijelaskan bahwa masalah yang kita angkat adalah mengenai umur simpan dari
roti. Dan disebutkan pula bahwa penyebab dari berkurangnya umur simpan adalah
kondisi roti pada saat dikemas. Roti yang dikemas pada suhu yang relatif tinggi
akan mengurangi umur simpan, karena bahan yang masih panas akan mengeluarkan
uap panas. Uap panas tersebut akan terperangkap dalam bahan pengemas, sehingga
kondisi dari udara dalam kemasan juga lembab bahkan mungkin basah. Dengan
kondisi demikian tentu akan memudahkan mikroba untuk merusak roti. Selain suhu
mungkin juga waktu. Waktu yang terlalu lama akan menyebabkan masuknya bibit
mikroba perusak roti, terutama kapang. Untuk penelitian kali ini hanya
membatasi apakah ada pengaruh dari suhu roti pada saat pengemasan. Jadi kami
hanya fokus untuk meneliti pada suhu yang bervariasi dan melakukan pengamatan
pada umur simpan dari roti tersebut.
1.3 Perumusan
Masalah
Rumusan masalah, antara lain:
- Apa yang terjadi pada roti kering;
A.
yang di
simpan dalam kulkas?
B.
yang di
simpan di tempat penyimpanan terbuka?
C.
yang di
simpan dalam plastik?
- Apa yang terjadi pada roti basah;
a.
yang di
simpan dalam kulkas?
b.
yang di
simpan di tempat penyimpanan terbuka?
c.
yang di
simpan dalam plastik?
- Adakah pengaruh suhu dan kelembapan udara terhadap roti?
- Apa solusi yang harus dilakukan saat penjamuran tengah berlangsung pada roti?
1.4 Tujuan
Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian,
antara lain sebagai berikut:
- Mengetahui cara belajar dengan ilmu sains.
- Mengetahui cara melakukan penelitian dengan menggunakan langkah-langkah metode ilmiah yang sistematis.
- Mengetahui informasi melalui penelitian yang terncana dan sistematis.
- Mengetahui ciri-ciri roti yang kadaluarsa, solusi serta cara mencegah timbulnya penyakit akibat mengonsumsi roti tak layak konsumsi lagi.
1.5 Manfaat
Penelitian
- Dapat melakukan pendekatan belajar dengan ilmu sains.
- Dapat melakukan penelitian dengan menggunakan langkah-langkah metode ilmiah yang sistematis.
- Dapat memperoleh informasi melalui penelitian yang terncana dan sistematis.
- Dapat menentukan ciri-ciri roti yang kadaluarsa, solusi serta cara mencegah timbulnya penyakit akibat mengonsumsi roti tak layak konsumsi lagi.
- Dapat membuat laporan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan
Teori
Roti merupakan salah satu bentuk
makanan pokok yang cukup diminati masyarakat Indonesia. Sebagai contoh roti
tawar ataupun sejenis roti basah yang seringdikonsumsi oleh sebagian masyarakat
Indonesia
khususnya yang tinggal diwilayah perkotaan. Umumnya mereka memiliki roti karena
roti dapat dijadikan makanan alternatif pengganti nasi. Selain itu roti
merupakan makanan instan yang siap saji (Rachel Ray, 2004).
Secara garis besar produk bakery
bisa dikelompokkan menjadi kelompok roti dan kelompok biskuit. Produk roti
mempunyai struktur berongga-ronga dan dikembangkan dengan ragi roti dan produk
akhirnya bersifat plastis, elastis karena kadar air tinggi. Produk biskuit
terdiri dari berbagai bentuk dan mempunyai struktur lebih padat dengan tektur
mulai dari rapuh atau renyah sampai relatif keras, serta kadar airnya rendah
sehingga lebih awet dari pada roti (Anonim,2006).
Selain kedua kelompok bakery
tersebut ada jenis lain yaitu cake, yang merupakan produk hasil pemanggangan
yang dikembangkan dengan pengembang kimia. Sel-sel udara yang terbentuk
dihasilkan dengan cara pengocokan (terutama putih telur) yang menyebabkan udara
terperangkapdalam adonan, serta adanya pembentukan gas dari bahan pengembang
danterbentuk uap air pada waktu pemanggangan (Anonim, 2004).
Produk lain yang dibuat dari
terigu adalah donat. Produk ini berbeda dengan produk-produk bakery lainnya
karena pada tahap akhir proses pembuatannya tidak dipanggang, melainkan
digoreng. Donat mengembangkarena ragi roti, juga akibat terbentuknya gas dari
bahan pengembang dan uapair pada waktu penggorengan (Anonim5, 2009).
Berdasarkan formulasi adonan roti
dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu adonan roti manis, roti tawar dan
adonan soft rolls. Adonan roti manis dalah adonan yang dibuat dari formulasi
yang banyak menggunakan gula, lemak dan telur. Adonan roti tawar adalah adonan
roti yang mengunakan sedikit tanpa gula, susu skim dan lemak. Sedangkan adonan
soft roll adalahadonan roti yang dibuat dari formula yang menggunakan gula dan
lemak relatif lebih banyak dari adonan roti tawar (Anonim, 2000).
Kualitas roti secara umum
disebabkan karena variasi dalam penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yangdigunakan
mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka roti yang
dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu produk bakery
sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang digunakan
dalam pembuatannya. Variasi produk ini diperlukan untuk memenuhi adanya variasi
selera dan daya beli konsumen (Auinger-pfund, 1999).
Setiap bahan juga mempunyai
karakteristik fisik, kimia dan mekanik yang berbeda, demikian juga
perubahan sifat-sifat tersebut akibat pengolahan mungkin berbeda. Oleh karena
itu sebelum mengetahui cara pembuatan roti, terlebih dahulu mengenal jenis
bahan yang akan digunakan, fungsi dalam pembuatan roti serta sifat-sifat yang
dibutuhkan. Hal ini perlu diketahui untuk bisa memilih bahan secara
ekonomis dan mengendalikan mutu produk sesuai dengan keinginan (Buckle, 1985).
2.2
Kerangka
Teori
Roti terbuat dari bahan bahan
berikut, anatara lain:
A. Tepung
Terigu
Tepung terigu merupakan hasil olahan
dari gandum, jenis bahan baku yang paling ideal untuk pembuatan roti, tepung
terigu yang digunakan dalam pembuatan roti adalah tepung yang mempunyai
kualitas baik, karena tepung terigu mampu menyerap air dalam jumlah besar,
dapat mencapai konsistensi adonan yang tepat, memiliki elastisitas yang
baik untuk menghasilkan roti dengan remah halus, tekstur lembut, volume
besar serta mengandung protein paling tinggi yaitu berkisar antara 8%-14%. Didalam
tepung terigu terdapat senyawa yang dinamakan gluten. Hal iniyang membedakan
tepung terigu dengan tepung tepung lainnya (Anomi, 2007).
B. Margarin
Margarin pada umumnya dibuat dari
minyak nabati. Margarin merupakan emulsi yang terdiri atas lemak nabati, air
dan garam dengan perbandingan (80:18:2). Margarin dapat dikonsumsi tanpa
dimasak. Sifat-fisik margarin pada suhu kamar adalah berbentuk padat, berwarna
kuning,dan bersifat plastis. Komposisi gizi margarin adalah sekitar 80 persen. Merupakan
zat gizi penting untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak
merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat
dan protein. Sumbangan energi per gram lemak, protein, dan karbohidrat
masing-masing 9, 4, dan 4 kkal, (Mudjajanto, Eddy dan Noor, 2004).
C. Ragi
Ragi roti adalah bahan
penggembang pada adonan yaitu sebagaibahan tambahan pangan yang digunakan dalam
pembuatan roti dan kue,menambah volume pada adonan, dan pada saat adonan
dipanggang dapatlebih menggembang, jika bahan penggembang dicampurkan kedalamadonan
maka akan terbentuk gas karbon dioksida, gas inilah yangkemudian terperangkap
didalam gluten (komponen protein yang ada dalamtepung terigu) sehingga adonan
menjadi menggembang karena gas yangdihasilkan semakin lama akan semakin banyak
(Sultan, 1981).
D. Gula
Gula adalah karbohidrat murni
yang tidak tersusun atas nutrien lainnya seperti, lemak, protein, vitamin, dan
mineral karena gula itu karbohidrat yang murni maka gula disebut sebagai kalori
kosong. Gula pasir merupakan hasil dari batang tebu yang digiling dan diperas
kemudian cairannya yang manis diolah menjadi gula, gula pasir atau sukrosa
adalah disakarida yang tersusun dari satu gugus glukosa dan satu gugus
fruktosa(Tiench Tirtowinata, 2006).
E. Air
Air merupakan komponen penting
dalam bahan baku pembuatan rotibakery, karena air dapat mempengaruhi
penampilan, tekstur, serta cita rasa makanan, kandungan air dalam bahan makanan
roti ikut menentukan acceptability, kesegaran, dan daya tahan bahan, kandungan
air padaproduk roti di tentukan pada saat penggolahan dimulai penggadonan, air sangat
menentukan pada pengolahan makanan roti, tanpa air pengolahan makanan tidak
dapat berlangsung, air juga di gunakan sebagai ingerdient makanan olahan
(Auinger Pfund, 1999).
F. Telur
Telur adalah suatu bahan makanan
sumber protein hewani yang bernilai gizi tinggi. Untuk dunia kuliner, telur
berfungsi sebagai pengembang adonan, membentuk warna, perbaikan rasa, menambah
nilai gizi, sebagai pelembut atau pengempuk, sebagai penambah aroma dan zat gizi.
Jika telur tidak digunakan dalam adonan maka adonan harus ditambahkan cairan
walaupun hasilnya kurang lunak. Roti yang lunak dapat diperoleh dengan
penggunaan kuning telur yang lebih banyak. Kuning telur banyak mengandung
lesitin (emulsifier). Bentuknya padat, tetapi kadar air sekitar 50%. Sementara
putih telur, kadar air 86%. Putih telur mempunyai sifat creaming yang lebih
baik dibandingkan kuning telur. Telur adalah suatu bahan makanan sumber zat
protein hewani yang bernilai gizi tinggi. Fungsi telur dalam penyelenggaraan
gizi adalahsebagai pengental, perekat atau pengikat (Tarwotjo Soejoeti, 1998).
G. Susu
Tujuan pemakaian susu dalam
pembuatan produk bakery yaitu untuk memperbaiki gizi karena susu
mengandung protein (kasein), gula laktosadan kalsium, memberikan pengaruh
terhadap warna kulit (terjadi pencoklatan protein dan gula), digunakan untuk
mengoles permukaan roti,memperkuat gluten karena kandungan kalsium,
menghasilkan kulit yangenak dan crispy serta bau aromatic smell (Subarna,
2002).
2.3
Kerangka Konsep.
Roti merupakan produk pangan yang
mudah rusak. Terutama karena adanya kapang yang mampu tumbuh pada suhu rendah.
Untuk itu dibuat bagaimana agar umur simpan dari roti dapat bertahan lebih
lama. Umur simpan roti rata-rata adalah berkisar antara 2-3 hari (tanpa
pengawet dan kondisi penyimpanan benar).
Agar roti bisa bertahan lebih
lama maka proses pembuatannya juga harus benar dan higienis. Terutama pada saat
pengemasan. Pengemasan yang benar akan membuat daya simpan roti lebih lama.
Roti yang dikemas pada saat kondisi masih panas akan menimbulkan titik-titik
air pada bahan pengemas sehingga akan mempengaruhi kelembaban yang secara
otomatis umur simpan pun bekurang. Tetapi bila terlalu lama di luar maka akan
menyebabkan roti mudah terserang jamur ataupun kapang.
2.4
Perumusan
Hipotesis
Diduga ada perbedaan antara roti yang dikemas pada suhu 40 C
; 38 C ; 36 C : dan 34 C.
- Yang terjadi pada roti kering;
a.
yang di
simpan dalam kulkas adalah pertumbuhan jamur amat sangat lambat
b.
yang di simpan
di tempat penyimpanan terbuka adalah pertumbuhan jamur lambat
c.
yang di
simpan dalam plastik adalah lebih lambat daripada penyimpanan terbuka
- Yang terjadi pada roti basah;
a.
yang di
simpan dalam kulkas adalah lambat
b. yang di simpan di tempat penyimpanan terbuka
ada;ah sangat cepat
c. yang di simpan dalam plastik adalah agak
lebih lambat
- Ada pengaruh suhu dan kelembapan udara terhadap roti
- Solusi yang harus dilakukan saat penjamuran tengah berlangsung pada roti adalah menyimpannya di kulkas atau di dalam plastik
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Teknik
Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan yaitu
data utama. Data utama adalah data berupa umur simpan dari roti tersebut (tumbuhnya
jamur/ kapang).
Alat:
- Piring plastik berwarna pink dan biru sebanyak 4 buah.
- Kulkas
- 2 lembar plastik
Bahan:
- 6lembar roti
- Air
Langkah Kerja:
- Ambil 4 piring plastik (3biru, 3pink).
- Buatlah 6 potongan kertas lalu tulis angka 1(1a, 1b, 1c) dan angka 2 (2a, 2b, 2c).
- Bagikan roti ke 4 piring plastik dan taruh 2 roti ke dalam plastik.
- Taruh pula potongan kertas itu ke masing masing tempat roti.
- Letakkan angka 1 ke piring berwarna biru dan 1 roti dalam plastik.
- Letakkan angka 2 ke piring berwarna pink dan 1 roti dalam plastik.
- Beri sedikit air untuk roti yang diberi angka 2.
- Lalu tempatkan roti berlabel a (1a, 2a) ke dalam kulkas.
- Tempatkan roti berlabel b (1b, 2b) ke tempat penyimpanan terbuka.
- Tempatkan roti berlabel c (1c, 2c) atau roti di dalam plastik ke tempat penyimpanan terbuka.
- Kemudian amatilah perubahan pada roti per harinya.
- Catat perubahan yang diperlukan.
3.2
Variabel
Penelitian
Di udara
terbuka, hari demi hari roti yang disimpan di ruang terbuka akan mengalami
perubahan. Yaitu permukaan roti akan berubah menjadi berjamur, bau, dan tekstur
roti berubah menjadi lebih keras. Dan menjadi lebih lembut dan berair bila pada
awalnya roti diberi sedikit air hingga menjadi lembab. Sedangkan roti yang
disimpan di kulkas dapat bertahan lebih lama. Lalu roti yang dibungkus dengan
plastik mengalami perubahan serupa namun tidak sepesat pada roti yang disimpan
di ruang terbuka.
Setelah itu, kita menentukan variabel yang terdapat di
dalamnya, yaitu:
1. Variabel
bebas
Suhu merupakan variabel
manipulasi/ bebas/ independen karena suhu dapat mempengaruhi roti di tempat penyimpanannya.
Di dalam penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh suhu terhadap
roti di tempat penyimpanannya, kita dapat memanipulasi tekanan suhu yang
membuat roti tersebutberjamur.
2. Variabel
terikat
Roti merupakan variabel terikat/
dependen karena perubahannya dipengaruhi oleh suhu atau tekanan udara yang
merupakan variabel manipulasi.
3. Variabel
kontrol
Air merupakan variabel kontrol
karena digunakan untuk memberikan kelembapan kepada sebagian roti yang
bertujuan sebagai pembanding dalam penelitian.
3.3
Definisi
Operasional Variabel
1. Suhu
Suhu adalah besaran yang
menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk
mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk
mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya
perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan
valid.
2. Roti
Roti adalah makanan berbahan dasar utama tepung terigu dan air, yang difermentasikan
dengan ragi,
tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Namun kemajuan teknologi manusia
membuat roti diolah dengan berbagai bahan seperti garam, minyak, mentega,
ataupun telur
untuk menambahkan kadar protein di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa
tertentu. Roti termasuk makanan pokok di banyak negara Barat. Roti adalah bahan
dasar pizza
dan lapisan luar roti lapis. Roti biasanya dijual dalam bentuk
sudah diiris, dan dalam kondisi "fresh" yang dikemas rapi dalam
plastik.
3. Air
Pengertian air adalah cairan
jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang terdapat dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Air juga diperlukan diperlukan dalam kehidupan
manusia , hewan, dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan
oksigen. Jika disekitar anda terdapat air yang berbau, berasa atau berwarna,
kemungkinan itu adalah air yang telah tercampur dengan zat lainnya. Pengertian
air menurut ilmu kimia mungkin disamakan dengan H2O.
3.4
Lokasi dan
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di rumah
Pupu Juniar selaku anggota kelompok untuk meneliti apakah ada pengaruh suhu dan
kelembapan terhadap roti. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 November – 22
November 2012.
3.5
Metode
Penelitian
Pertama adalah dilakukan
pengujian awal yang bertujuan untuk sebagai data awal. Pertama dilakukan
pengujian tentang tekstur dan kenampakan roti tersebut.
Penelitian berikutnya adalah dengan cara memperhatikan suhu
dari roti pada proses penjamuran.
3.6
Tekhnik
Pengambilan Contoh
Bahan-bahan penelitian dipilih
dengan criteria mutu yang sesuai dengan standar. Pengambilan contoh yang
akan diuji akan diambil secara acak sehingga akan mendapatkan hasil yang
mewakili dari setiap perlakuan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
4.1
Analisis
Data
Data hasil penelitian dianalisis
secara deskriptif. Teknik analisa data secara deskriptif dilakukan untuk
mengetahui kecenderungan dari setiap perubahan yang dapat dilihat melalui nilai
rata-rata yang disajikan dalam bentuk tabel.
1. Hari
pertama:
Roti terlihat bersih, memiliki
bau susu dan margarine yang khas. Tekstur masih lembut dan sedikit lembab pada
roti yang diberi sedikit air
Tabel Hari Pertama:
Deskripsi
|
Keterangan
|
Bentuk
|
Tetap
|
Bau
|
Wangi
|
Jamur
|
Tidak ada
|
Warna
|
Bersih
|
Tekstur
|
Lembut
|
2. Hari
kedua:
Roti masih terlihat bersih, masih
berbau susu dan margarine, tekstur agak sedikit mengeras dan agak berair pada
roti yang diberi sedikit air.
Tabel Hari Kedua:
Deskripsi
|
Keterangan
|
Bentuk
|
Tetap
|
Bau
|
Wangi
|
Jamur
|
Tidak ada
|
Warna
|
Bersih
|
Tekstur
|
Mengeras
|
3. Hari
ketiga:
Roti terlihat berubah warna
menjadi sedikit lebih gelap, bau susu sudah tidak lagi tercium karena
tergantikan bau apak dan asam pada roti yang lembab.
Tabel Hari Ketiga:
Deskripsi
|
Keterangan
|
Bentuk
|
Tetap
|
Bau
|
Tidak ada
|
Jamur
|
Tidak ada
|
Warna
|
Berubah
|
Tekstur
|
Mengeras
|
4. Hari
keempat:
Roti terlihat semakin berubah
warna, muncul kapang atau jamur kecil yang timbul dimana mana, bau roti pun
tercium sangat asam, bentuk roti pun mengecil dari ukuran semula.
Tabel Hari Keempat:
Deskripsi
|
Keterangan
|
Bentuk
|
Mengecil
|
Bau
|
Apak
|
Jamur
|
Ada
|
Warna
|
Gelap
|
Tekstur
|
Bantat
|
5. Hari
kelima:
Roti terlihat berubah warna
menjadi sedikit lebih oranye, jamur mulai menyebar ke seluruh permukaan roti,
bau asam yang menyengat menarik lalat untuk hinggap diatasnya, air yang berada
pada roti berlabelkan angka 2 berubah warna menjadi seputih susu, bentuk roti
pun kian mengecil.
Tabel Hari Kelima:
Deskripsi
|
Keterangan
|
Bentuk
|
Mengecil
|
Bau
|
Asam
|
Jamur
|
¼ bagian
|
Warna
|
Oranye
|
Tekstur
|
Berair
|
6. Hari
keenam:
Roti terlihat semakin berwarna
gelap, jumlah lalat yang hinggap pada roti pun bertambah jumlahnya, ukuran roti
kian mengecil, jamur yang tumbuh pun telah menutupi ¼ wilayah permukaan roti,
dan roti yang lembab pun agak berlubang pada bagian tengahnya.
Tabel Hari Keenam:
Deskripsi
|
Keterangan
|
Bentuk
|
Berlubang
|
Bau
|
Asam
|
Jamur
|
2/4 bagian
|
Warna
|
Oranye
|
Tekstur
|
Berair
|
7. Hari
ketujuh:
Roti terlihat berlubang
dimana-mana, bau asam semakin menyengat, lalat banyak berterbangan disekitar
roti, ukuran roti kian mengecil.
Tabel Hari Ketujuh:
Deskripsi
|
Keterangan
|
Bentuk
|
Berlubang
|
Bau
|
Asam
|
Jamur
|
¾ bagian
|
Warna
|
Kehitaman
|
Tekstur
|
Berair
|
Tabel kesimpulan hasil
penelitian pengaruh suhu dan kelembapan terhadap roti:
Deskripsi
|
Hari ke1
|
Hari ke2
|
Hari ke3
|
Hari ke4
|
Hari ke5
|
Hari ke6
|
Hari ke7
|
Bentuk
|
Tetap
|
Tetap
|
Tetap
|
Mengecil
|
Mengecil
|
Berlubang
|
Berlubang
|
Bau
|
Wangi
|
Wangi
|
Tidak ada
|
Apak
|
Asam
|
Asam
|
Asam
|
Jamur
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Ada
|
¼ bagian
|
2/4 bagian
|
¾ bagian
|
Warna
|
Bersih
|
Bersih
|
Berubah
|
Gelap
|
Oranye
|
Oranye
|
Kehitaman
|
Tekstur
|
Lembut
|
Mengeras
|
Mengeras
|
Bantat
|
Berair
|
Berair
|
Berair
|
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Roti yang disimpan pada kulkas
akan lebih tahan lama. Sedangkan penyimpanan roti pada tempat penyimpanan yang
terbuka, umur roti tidak akan terlalu bertahan lama. Roti akan bertahan lama
jika roti disimpan dalam plastik.
Apabila roti yang disimpan tidak
dalam keadaan kering atau lembab, maka roti akan lebih cepat berjamur dan tidak
layak konsumsi lagi dalam jangka waktu yang lebih cepat. Namun proses
penjamuran akn terjadi lebih lamban apabila roti yang lembab disimpan dalam
kulkas. Akan tetapi roti tersebut tetap tidak layak konsumsi, karena air yang
membuat roti lembab membuat rasa pada roti cepat berubah menjadi apak kemudian
asam.
5.2
Saran
Berkenaan dengan cepatnya umur
roti berakhir, sedangkan roti adalah alternatif pemenuhan karbohidrat selain
nasi, maka diperlukan untuk mengetahui cara mencegah penjamuran pada roti berlangsung
secepat biasanya dan mengetahui ciri-ciri pembusukan roti.
Ketahuilah bahwa ciri-ciri roti yang layak konsumsi adalah
sebagai berikut:
- Memiliki bentuk yang ideal
- Memiliki warna yang bersih seputih susu
- Berbau seperti campuran susu dan margarin
- Memiliki tekstur yang lembut dan tidak keras
- Tidak berjamur pada permukaan roti
- Tidak berbau apa atau asam
Berikut adalah cara mencegah penjamuran pada roti:
- Simpan roti dalam kulkas atau lemari pendingin
- Jika ingin umur roti lebih lama lagi, letakkan roti di dalam plastik atau wadah tertutup yang lain
- Simpan roti dalam keadaan kering, tidak basah dan tidak lembab
- Belilah roti yang baru keluar dari oven
Berikut adalah saran apabila roti telah berjamur, antara
lain:
- Jangan membeli roti tersebut
- Jangan mencoba mengolah lagi roti yang sudah tidak layak konsumsi kemudian dimakan lagi
- Membuang roti tersebut
DAFTAR PUSTAKA
infonya bgz
ReplyDeletethanks:)
Deletewah pupu,,, makalahnya baguss. bisa buat referensi aku yang sedang membuat makalah,, thanks sudah mau berbagi
ReplyDeletewah pupu,,, makalahnya baguss. bisa buat referensi aku yang sedang membuat makalah,, thanks sudah mau berbagi
ReplyDeletewhoaaa kamu baik banget, well anytime^^
Deleteizin copy ya he he
ReplyDeleteboleh alya, asal dicantumkan sumbernya ya^^
Deleteterimkasih atas pencerahannya ya :D jadi ada inspirasi buat bikin KTI :D
ReplyDeletehey, anytime:)
DeleteJual Silica Gel Food Grade untuk menyimpan roti kering maupun basah agar umur roti lebih panjang, dan juga terhindar dari bahaya jamur yg mempercepat pembusukkan pada roti atau makanan lain Desiccanto Surabaya melayani pembelian partai maupun eceran sesuai kebutuhan anda.
ReplyDeleteVariabel alternatif sama vatiabel nol nya gaada?
ReplyDeletelu siapa gblk
DeleteWah sangat membantu sekali
ReplyDelete