ini dia yang ngebuat saya harus lembur semaleman. ngetik naskah drama. naskah drama untuk 6 orang dan pemainnya cewek semua ._. ceritanya juga simple, gak bertele-tele. saking gak bertele-telenya diperanin paling banter juga 8menit. dijadiin video juga cuma 10menit 30 detik-an. itupun kalo ditambah behind the scene, nyanyi gak karuan, tingkah blangsakan etc etc. kalo cuma ngarang sih, bentar doang saya juga bisa ngetiknya. tapi waktu itu, ujian praktek seni budayanya disuruh bikin drama dalam bentuk video. jadilah waktunya mepet untuk nyiapin ini itu, kostum, latar dll. makanya saya gak sempet bikin naskahnya. finally pas take gambar, saya yang didaulat sebagai sutradara pun memilih untuk improvisasi dan berdialog gak karuan. pas tugasnya mau dikumpul kata bapaknya gini:
bapak: kalian kenapa ngumpulnya pake flashdisk? kan bapak mintanya di bakar terus dimasukin ke cd
gue: *jleb *krik *kiceup *bzzz (dibakar? pake bensin gitu? eh jangan deng, bbm kan naik. pake pertamax aja yang gak di subsidi. kualitasnya juga terjamin. tapi, mahal juga. ah bodo, minta minyak jelantah aja ama tetangga sebelah. lumayan. irit. hemat beb)
bapak: naskahnya mana ini?
gue: *teteup kiceuppp* (udah disuruh bikin cd minta naskahnya pula, emang si bapak gak bisa denger apa *ehplak)
bapak: lhah, kok diem nak?
gue: gak apa pak. ngomong ngomong ngumpul tugasnya boleh abis us gak pak?
bapak: hemm, asal ngumpul aja ya
gue: iya pak (alhamdullilah, legaaa) *take a longggggg breathhh*
abis berbincang bincang dengan bapak *ceilah, saya langsung ngacir keluar kelas. dan semalem baru saya kerjain deh, berhubung hari ini hari libur, saya bisa lembur. dan kalian tau gimana caranya saya ngetik tugas ini? kalo saya ngandelin otak saya sendiri yang IQ nya jongkok, mungkin saya udah lupa semua dialognya. akhirnya saya putusin buka videonya dan dengerin tiap omongan yang ada di video itu, terus saya ketik dialognya di ms.word doc. kebayang kan betapa cengonya muka saya waktu ngetik tugas terus sebentar" ngeliat video yang selalu saya pause terus repeat? *tragis *miris. dan tadaaa inilah hasil teks dramanya. liat yuk, cekidot!
SAHABAT YANG TERTUNDA
Saat hari libur telah
usai, Pupu dan ibunya pun mulai bersiap berangkat kesekolah di pagi hari. Ibunya
adalah seorang kepala sekolah sekaligus pemilik yayasan. Ibunya termasuk orang
yang berpengaruh di dunia pendidikan, prestasi yang pernah diukirnya pun telah
merambah ke dunia internasiona. Beliau juga adalah orang yang sangat sombong
dan angkuh karena jabatan dan kekuasaan yang diperolehnya sekarang. Begitu pula
dengan anaknya, Pupu. Dia begitu sombong, egois, dan suka memandang rendah
orang lain hanya karena dirinya adalah anak dari pemilik yayasan sekolah
terkenal dan memiliki segudang prestasi di bidang seni. Jadilah percakapan
antara anak dan ibu yang sama-sama memiliki sifat tercela itu..
GuruA: hei cepat cepat. Hari pertama sekolah tidak boleh terlambat
bukan?
Pupu: (tersenyum simpul) siap bu! (hormat kepada ibunya)
GuruA: Ada ada saja. Kita ini keluarga terpandang, jangan
lakukan itu dihadapan orang lain
Pupu: baiklah (sambil meraih tas yang berada tidak jauh
dari tempatnya berdiri)
GuruA: ayolah cepat, kita nanti terlambat (berjalan
mendahului anaknya)
Pupu: siap (menyusul ibunya dari belakang)
Kemudian samapailah
mereka di aula sekolah. GuruA pun memeberikan sambutan untuk acara penerimaan
siswa didik baru yang didampingi oleh GuruB..
GuruA: pada kesempatan kali ini saya sebagai ketua
yayasan dan kepala sekolah menyambut siswa baru dengan suka cita. Dan berbangga
hati saya mendapatkan siswa terbaik yang pernah saya punya. Baiklah kita
panggilkan saja siswanya yaitu Pupu Juniar.
Siswa: (bertepuk tangan)
Pupu: (maju menuju podium dan menyampaikan pidato
singkat) terimakasih kepada kepala sekolah yang saya hormati. Saya pun juga
berbangga hati menjadi bagian dari sekolah ini. Sekian dan terimakasih. (duduk
di tempat semula)
GuruA: baiklah, dengan ini saya resmikan penerimaan siswa
baru tahun ini
Siswa: (bertepuk tangan)
GuruB: setelah itu pembagian untuk kelas A dan kelas B.
Kelas A ditempati Liya dan Pupu. Sedangkan kelas B ditempati oleh Berli dan
Rafika.
GuruA: dan sekian penyambutan dari kami, dan untuk para
siswa diharap masuk ke kelasnya masing-masing.
Setelah semua murid
masuk ke kelasnya masing-masing. Murid B mendapatkan kelas yang kotor dan tak
terawat yang ada di sekolah itu. Karenanya mereka dianggap murid buangan oleh
warga sekolah yang lain. Bahkan menyanyi pun mereka dilarang dan hanya akan
ditertawakan jika tetap bersikeras ingin membuktikan keahlian yang sebenarnya
tidak terlalu mahir dibandingkan muridA.
GuruB: hai anak-anak
Rafika: hai bu, saya rafika mohon bantuannya.
Berli: ya bu, mohon bantuannya (membungkuk kemudian duduk
kembali ke tempat semula)
GuruB: kenapa kalian duduk di sini?
Berli dan Rafika: (celingak celinguk menjelajah ke
seluruh ruangan)
GuruB: oh ya, aku mengerti. Sekarang pilihlah tempat
duduk yang kalian ingin
Setelah semuanya memilih
tempat yang duduki..
GuruB: baiklah murid murid. Pada kali ini kita akan
mempelajari tentang nada nada musik.
Berli: kapan kita akan bernyanyi?
GuruA: murid buangan, ups, maksudku murid cadangan, tidak
akan bernyanyi nona cilik. Kalian
hanya akan mengiringi kami para murid terpilih. Mohon
maaf atas gangguannya bu, aku hanya melihat-lihat tempat ini (meninggalkan
ruangan)
Rafika: mengerikan
Sementara itu, di ruang
kelas A yang nyaman dan bersih. Liya dan pupu sudah duduk dengan nyaman di
bangku-bangku yang tersusun rapi. Pada awalnya liya berusaha mendekati Pupu
setelah mengetahui bahwa Pupu adalah murid terbaik sekaligus anak dari pemilik
yayasan sekolah ini. Dia berpikir bahwa jika dia bisa berteman dengan pupu,
maka dirinya akan mendapatkan kepopuleran dan kemudahan di sekolah itu.
Ternyata pupu jauh lebih licik dan sombong daripada yang dibayangkannya..
GuruA: selamat siang anak anak, saya disini sebagai guru
pembimbing kalian
Liya: (dengan tanpa malu malu menundukkan kepala dan menyapa
akrab sang guru) senang berkenalan dengan ibu, mohon bantuannya.
Pupu: (merasa tidak senang ada yang mencuri perhatian
ibunya, ia pun membuang muka saat Liya kembali duduk di kursinya)
GuruA: oh tidak arsipku ketinggalan. Maaf ya anak anak
saya tinggal sebentar (pergi meninggalkan ruan kelas A)
Liya: hmm, kau Pupu kan? Kita bisa berteman? (menyodorkan
tangannya)
Pupu: (membalas jabatan tangan yang diberikan oleh Liya)
ya tentu saja, mungkin hanya akan jadi kacungku saja. (berkata seraya membuang
muka)
Liya: apa? (menyadari ada kata kata yang mungkin meluncur
dari mulut Pupu, teman barunya)
Pupu: tidak, mungkin kau hanya salah dengar (tersenyum
sinis)
Liya: baiklah (pasrah karena tidak ingin memperpanjang
masalah)
Di luar kelas, Liya dan
Pupu sedang berlatih mengenai tarian barunya. Kemudian datanglah Rafika dan
Berli..
Pupu: satu, dua, tiga..
Pupu dan Liya: (menari)
Rafika: hai, aku rafika
Berli: aku berli. Senang bertemu dengan kalian
Liya: memang kita senang bertemu dengan kalian (berkata
mengejek)
Pupu: yah kurasa tidak (menoleh dan hanya tersenyum
menghina)
Rafika: hei, kita kan teman satu sekolah.
Berli: tidak sepantasnya kalian berbicara seperti itu
Pupu: emang kita perduli (menoleh kepada Liya untuk
mencari dukungan)
Rafika: ah sudahlah, lupakan! (menahan kesal kemudian
pergi)
Setelah kejadian itu,
rafika dan berli akhirnya bersepakat untuk tidak membahasnya lagi. Mereka lebih
memilih untuk memaafkan perlakuan Liya dan Pupu yang diterimanya saat itu dan
melupakannya.
Rafika dan berli: (menari dan menyanyi lagu Goodbye)
Berli: hei bukan seperti itu
Rafika: benarkah? Ha ha.. (tertawa malu)
Kemudian datanglah Pupu
dan Liya yang berniat untuk mengganggu latihan Rafika dan Berli dengan mengusir
mereka dari tempat latihan..
Pupu: hei, kita boleh dong minejm tempatnya
Berli: emang tempat latian kalian kenapa?
Liya: yah, bosen aja
Rafika dan Berli: (saling berpandangan, kemudian rafika
pun angkat bicara)
Rafika: ya, silahkan
Pupu: em, makasih ya.. (berjalan berlawanan arah dengan
rafika kemudian menabraknya dengan sengaja)
Liya: kita jail dong
Pupu: sukse (menepuk telapak tangan liya)
Akhirnya setelah kelompok
A menghina kelompok B untuk kedua kalinya. Rafika dan Berli pun tidak dapat
bersabar lagi dengan Pupu dan Liya. Mereka akhirnya merasa kesal dan jengkel
atas perlakuan mereka.
Berli: eh kelompok A itu sombong banget yah?
Rafika: iya, aku aja ampe males ngeliatnya.
Berli: sama
Sementara di tempat lain
Pupu pun akhirnya benar benar terlihat memperlakukan Liya dengan semena mena
saat Pupu menyuruh Liya mengambil tas sekolahnya. Padahal mereka habis latihan
dan sama sama sudah lelah, tapi Pupu tidak mau tahu dan tetap menyuruh Liya..
Pupu: (memainkan hp kemudian berkata pada Liya) eh,
ambilin tas aku dong di kelas
Liya: eh kok nyuruh nyuruh gitu sih?
Pupu; emang kenapa? Gak suka? Yaudah, gak usah temenan
aja! (meninggikan nada suaranya)
Liya: yaudah deh (memberikan buku yang dibacanya kepada
Pupu dengan sedikit kasar)
Saat di perjalanan
menuju kelas, Liya melihat kelompok B sedang berkumpul dan duduk di pinggir
taman sekolah. Karena dia sudah jengkel dengan kelakuan si Pupu juga, maka ia
memutuskan untuk bergabung dengan kelompok B yang selama ini mereka hina. Setelah
dipikir pikir mungkin ini karma karena dirinya dulu pernah berniat memanfaatkan
Pupu agar mendapatkan ketenaran ternyata hanya membawa petaka padanya. Dan ia
pun memutuskan untuk berubah dan menjadi lebih bersahabat dengan kelompok B..
Liya: hei guys, boleh gabung gak?
Rafika: boleh, emang pupu kemana?
Liya: ada sih, cuma..
Berli: Cuma kenapa?
Liya: males aja, dia kan suka nyuruh nyuruh gitu
Rafika: yaudah, kita temenan aja
Berli: kalo gitu kamu gabung ama kita aja
Liya: makasih ya
Sementara ketika
beberapa saat liya telah kembali ke tempat latihannya dan bertemu dengan Pupu
kemudian merekapun latihan bersama seperti biasa. Dan datanglah rafika dan
berli yang datang dengan maksud baik untuk berlatih bersama..
Pupu: satu dua tiga.. (menari bersama)
Rafika: hai, kita boleh ikutan gak?
Pupu: ikutan? kayak selevel aja
Rafika: eh, sombong banget jadi orang
Pupu: kenapa? Gak suka?
Berli: enggak
Pupu: hh yaudah, taruhan aja
Rafika: taruhan apa?
Pupu: battle dance tingkat nasional, bisa?
Rafika: bisa, liat aja
Pupu: yaudah, buktiin!
Sebulan kemudian, saat hari H akan dimulai kelompok B pun
tampak gugup saat di backstage..
Berli: apakah kau gugup? (sambil mengambil dan mengenakan
wedges yang telah dipersiapkannya)
Rafika: ya, tentu saja. Apa kau yakin kita akan menang?
Berli: ku rasa tidak
Rafika: bagaimana ini?
Berli: yah, pasrahkan saja
Di sisi lain panggung
kelompok A pun tampak bersiap siap menggunakan high hells nya. Dan mereka pun
bercakap cakap ringan untuk menghilangkan rasa gugup sejenak.
Liya: apa kau yakin kita bisa mengalahkan mereka?
Pupu: ya tentu saja, siapa sih yang bisa mengalahkan aku?
Liya: baiklah
Di panggung pun kata
sambutan di sampaikan oleh GuruB dan GuruA..
GuruB: selamat siang semuanya, tibalah saat yang kita
tunggu tunggu. Marilah kita sambut kelompokA..
Siswa: (bertepuk tangan)
KelompokA: (menari)
GuruB: kelompokA penampilan yang sangat memukau
Siswa: (bertepuk tangan)
GuruB: dan selanjutnya kita saksikan penampilan kelompok
B
Siswa: (bertepuk tangan)
GuruA: kita beri tepuk tangan kepada kelompokB. Dan
tibalah di penghujung acara, yaitu pengumuman pemenang. Pemenang kedua diraih
oleh kelompok B. Kita sambut kelompok B
Kelompok B: datang ke podium kemudian menerima piagam
dari guruB
GuruB: juara pertama kita, kelompok A
Kelompok A: menuju ke atas panggung dan menerima piagam
dari guruA
Setelah pembagian piagam
kepada para pemenang, liya menghampiri Pupu yang sedang melepas high helsnya di
backstage. Kemudian datanglah rafika dan berli yang memberi selamat kepadanya.
Dia pun akhirnya terharu apalagi setelah Liya memberinya nasihat
Rafika: selamat ya kamu berhasil
Pupu: ya tentu saja, bisa ditebak. Emm ngomong ngomong
kenapa kalian masih baik?
Berli: baik? Tentu saja tidak
Rafika: kau kan menang, sudah seharusnya ada yang
mengatakan bukan?
Pupu: ya terserahlah
Kelompok B: (pergi)
Liya: hei, lihatlah. Mereka terlau baik. Kita terlalu
jahat, berubahlah
Pupu: (berpikir mempertimbangkan kata-kata liya)
Beberapa saat kemudian
pupu pergi entah kemana. Karena merasa sendirian maka liya pergi bergabung
kelompok B. Disitu pun mereka mulai berbincang bincang
Berli: sepertinya dia tidak akan pernah berubah
Liya: ya, aku rasa juga begitu
Pupu: (menepuk pundak berli)
Rafika: pupu (terkejut)
Pupu: iya ini aku. Yah teman teman aku minta maaf ya jika
selama ini aku menyulitkan kalian
Rafika: kau kenapa?
Berli: cepat sekali kau berubah?
Pupu: yah, ini semua karena nasehat Liya. Jadi bagaimana?
Kalian mau kan memaafkan aku?
Berli: tentu
Rafika: sebelum kau minta maaf kami juga sudah
memaafkanmu
Pupu: jadi kita berteman?
Berli: tidak, kita bersahabat
*****************
terima kasih atas teks dramanya """<_>""" :) ^_^ :P
ReplyDeleteanytime, thanks juga udah disempetin mampir ke blog ini:3
Deleteceritanya bagus (Y)
ReplyDeletethanks ya:3
DeleteTerima kasih atas teks dramanya \=D/ . Ceritanya keren ;;)
ReplyDeletewhoaa makasih kembali loh, seneng bisa bantu;;)
Deleteterima kasih atsh naskah dramanya. Dan ceritanya pun bagus
ReplyDeletethankyou:)
Delete