mendung dikala itu membuatku bergegas tanpa sadar. aku hanya tak ingin saat saat seperti ini terulang kembali. merasuki benakku yang mudah linglung. tak mengerti karena apa. mungkin hanya hatiku yang terlalu lama kosong tak berpenghuni. sehingga membuatku secara tak sadar selalu gundah jika hari mendung, mengingatkan betapa gelapnya hati ini tanpa dirimu, sang mentari..
yang kulakukan ketika mendung kembali menghampiri adalah tertawa mengutuk diri. betapa bodohnya diri ini, yang selalu saja merindukan sang mentari yang tak mungkin kembali. ya, siapa yang mengira dirinya dapat menakhlukkan hati ini? menjadikan dirinya sebagai mentari yang selalu menghangatkan hati ini. siapa yang mengira? tak ada, tak seorangpun. bahkan aku..
langkahku terhenti di sebuah kedai kopi. entah kenapa kaki ku tergerak menuju kedai yang dingin ini. aku telah sampai ditempat yang hangat jika dipikirkan dengan logika. karena di dalamnya ada dua cerobong, di kedua sisi kedai yang sedang dihidupkan. namun kedai ini merupakan bagian dari masa lalu ku dengan dirinya. itulah yang membuatku merasa sesak untuk bernapas ketika mengingatnya. kemudian dinginnya udara akan menjalar ke hati ini, hati yang begitu rapuh ketika kau tak lagi disini. menemaniku. bahkan menghangatkan hari hari ku selayaknya mentari..
No comments:
Post a Comment