Dalam mematuhi etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab social (social
responsibility), mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat,
menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, dll. Berikut merupakan contoh
perusahaan yang mematuhi etika bisnis dan profesi:
A. Perusahaan
Danone Aqua
Danone
Aqua Klaten, Jawa Tengah, konsisten dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Untuk penghijauan di areal sekitar pabrik, produsen air mineral ini telah
menanam seribu pohon. Namun tidak hanya sampai di situ saja, pada Agustus 2010
lalu, pihak Danone Aqua telah menyiapkan 50ribu bibit pohon untuk proses
penghijauan. Dalam kegiatan penghijauan di sekitar sumber mata air Sigedang,
Danone Aqua melibatkan anak-anak sekolah dan masyarakat untuk penanaman pohon
di daerah aliran sungai. Pelibatan anak-anak sekolah dalam kegiatan penghijauan
ini bertujuan meningkatkan kesadaran tentang pelestarian lingkungan sejak dini.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan air mineral Danone Aqua memiliki
tanggung jawab social dan lingkungan (CSR) dan turut berperan menjaga kelestariannya.
B. PT Djarum
Sejak
tahun 1979, PT. Djarum melalui kegiatan CSR, Djarum Bakti Lingkungan selalu
konsisten melakukan penghijauan sebagai wujud kepedulian, tanggung jawab serta
kepekaan terhadap lingkungan hidup. Berawal dari Kota kudus, Djarum Bakti Lingkungan dirintis
dan telah meluas hingga membagi serta menanam lebih dari 1 juta bibit tanaman.
Kini kepedulian terhadap penghijauan merambah ke DKI Jakarta. Dinas Pertamanan
DKI Jakarta telah memilih area taman di RW 06, Ragunan, Pasar Minggu untuk dibangun
dan didesain oleh PT. Djarum sebagai Taman Interaksi dan Edukasi bagi
masyarakat DKI Jakarta khususnya warga RW 06, Ragunan. Taman
ini pun diharapkan dapat memberikan penghijauan dan sekaligus meningkatkan
taraf hidup masyarakat setempat. Taman Interaksi dan Edukasi seluas 1.100m2 ini
terdiri dari pohon-pohon produktif, tanaman obat, akses jalan, bangku taman,
tempat jalan refleksi, lampu taman, sirkulasi air, lubang biopori dan bantuan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Tidak
hanya itu saja, sejak 1984 PT. Djarum secara konsisten berperan aktif memajukan
pendidikan melalui program Djarum Beasiswa Plus dengan cara pembudayaan dan
pemberdayaan mahasiswa berprestasi tinggi, dalam berbagai pelatihan soft skills
untuk membentuk manusia Indonesia yang disiplin, mandiri dan berwawasan masa
depan serta menjadi pemimpin yang cakap intelektual, emosional dan spiritual.
C. Pertamina
Sebagai
salah satu bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau Corporate Social
Responsibility (CSR), Pertamina melaksanakan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL). Program tersebut diimplementasikan melalui program PUKK,
yaitu Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi yang salah satu tujuannya untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan
struktur sosial. Pembinaan tersebut terdiri dari pendidikan/pelatihan,
pengkajian/penelitian dan pemagangan untuk meningkatkan kemampuan
kewirausahaan, manajemen dan keterampilan teknis produksi; pinjaman modal kerja
investasi dengan tingkat bunga sebesar 4% s/d 6% per tahun; serta Pemasaran dan
promosi hasil produksi. Selain itu, terdapat pula program Cerdas Bersama
Pertamina, dimana Pertamina memberikan beasiswa kepada siswa SD, SMP, SMA dari
berbagai daerah di Indonesia.
D. PT Unilever Indonesia
Tbk
PT
Unilever Indonesia telah meraih tiga penghargaan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) di ajang Indonesian CSR Awards (ICA) 2008, penghargaan
tersebut meliputi program Promosi Kesehatan Terpadu, program Pembinaan Petani
Kedele Hitam, dan program Jakarta Green and Clean. PT Unilever Indonesia
melalui Yayasan Unilever Indonesia (YUI) terus melanjutkan komitmennya bersama
masyarakat menciptakan masa depan yang lebih baik. Salah satunya berkomitmen
pada edukasi gizi dengan menjadikannya sebagai bagian dari program promosi
kesehatan terpadu, Integrated Health Promotion Program (IHPP). Untuk itu,
Unilever bekerjasama dengan World Food Programme (WFP) guna memerangi kelaparan
dan memberikan nutrisi yang lebih baik bagi anak-anak di dunia melalui program
Together for Child Vitality.
Sedangkan
untuk Pembinaan Petani Kedele Hitam dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
petani dalam pengelolaan tanaman kedelai hitam berbasis analisa agroekosistem,
membangun organisasi petani yang kuat sebagai modal sosial untuk membangun
ekonomi petani, metode belajar andragogy (orang dewasa), participatory
(keikutsertaan) dan belajar dari pengalaman. PT Unilever Indonesia Tbk
bekerjasama Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Yayasan Farmer Initiatives for
Ecological Livelihoods and Democracy (FIELD), mengembangkan sekolah petani
untuk pengelolaan agroekosistem bagi petani kedelai hitam. Program ini
dilaksanakan di tujuh kabupaten yaitu Bantul, Kulonprogo, Ngawi, Madiun,
Nganjuk, Trenggalek dan Pacitan.
PT
Unilever Indonesia juga telah
menjalankan program Green and Clean yang diawali di kota
Surabaya pada tahun 2005 di Kelurahan Jambangan,
Surabaya, dan kini telah berkembang ke enam kota besar lainnya di empat pulau yang ada di Indonesia yaitu pulau Jawa (Jakarta,
Yogyakarta, Bandung), Sulawesi (Makassar),
Sumatera (Medan) dan Kalimantan (Banjarmasin). Program ini
bertumpu pada peran serta masyarakat sebagai agen perubahan (agent of change)
dalam mengelola lingkungan di daerahnya secara mandiri, termasuk kegiatan
pengelolaan sampah seperti pemilahan, pengomposan dan pendaurulangan. Tujuan
dari program Green and Clean adalah mengedukasi masyarakat dalam mengatasi
permasalahan lingkungan termasuk masalah sampah yang pada akhirnya dapat
mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
Yayasan Unilever Indonesia
bersama mitra program lainnya berperan sebagai katalisator untuk menciptakan
pergerakan di masyarakat melalui perantara peran fasilitator dan kader
lingkungan.
E. PT HM Sampoerna Tbk
PT HM
Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) melalui kegiatan Corporate Social Responsibility
(CSR) dibawah payung ‘Sampoerna untuk Indonesia’, mengembangkan konsep
pengelolaan hutan di Kawasan Gunung Arjuno-Welirang. Program yang telah
memasuki tahun kedua ini memfokuskan kegiatan kepada pengembangan pertanian
organik, pengembangan hasil hutan non kayu dengan sistem Agroforestry,
penanaman tanaman buah atau Multi Purpose Tress Species (MPTS) di sela-sela
tanaman pokok produksi. Termasuk pembuatan satu buah instalasi biogas dari hasil
kotoran sapi dan pembuatan keripik buah hasil hutan. Hal tersebut berkaitan
dengan komitmen Sampoerna untuk mengembangkan perekonomian masyarakat di
sekitar kawasan hutan gunung Arjuno melalui pendekatan yang terintegrasi antara
konservasi hutan, kewirausahaan dan edukasi. Selama ini, Sampoerna juga telah
berperan aktif mencerdaskan anak bangsa dengan berbagai program bantuan
pendidikan, antara lain Sampoerna Academy, Sampoerna School of Education,
Scholarship Program, Save A Teen Program, dan Quality Education.
No comments:
Post a Comment