Aku benar benar
tidak mengerti apa yang kurasakan. Saat aku tahu dirimu sedang bersamanya,
semua yang kurasakan hanyalah hampa. Namun sekarang, aku dapat mengatasi rasa
itu dengan susah payah. Sekarang, aku terdiam. Dalam rasa yang tak menentu
arah, aku masih saja diam. Tak mampu lagi harus berkata. Sekalinya ini, aku
diam, bergeming, memaku langit yang seolah ikut bersedih dan memandangku iba.
Semuanya seolah
tak terjadi apa apa. Aku tak akan lagi mengusik hidupmu yang berharga
bersamanya. Aku berjanji dalam hati bahwa aku akan dapatkan pengganti yang
lebih baik darimu. Aku yakin itu.
Yah, semuanya
telah terjadi. Aku bisa apa? Yang ku bisa hanyalah memandang dirimu tersenyum
menatapnya. Perih. Ya, itu yang kurasa saat seuntai senyum yang kudamba darimu
malah kau berikan kepada seseorang yang kau cintai, dan aku tahu pasti
“dirinya” bukanlah aku. Miris memang. Tapi tetap saja aku harus
menyembunyikannya darimu jika aku ingin dapatkan pengganti yang jauh lebih baik
darimu. Benar. Aku harus berpaling darimu, sekarang atau aku akan berakhir
sebagai pecundang. Tidak, aku tidak ingin itu terjadi.
Seiring
berjalannya waktu, aku sudah bisa melupakanmu. Walau seringkali aku kembali
bergeming jika bertumbuk pandang denganmu. Aku tak dapat tersenyum kepadamu.
Maaf. Itu juga karna dirimu telah menjadikan diriku sebagai pelampiasan
cintamu. Jadi, anggap saja kita impas.
Dan pada
akhirnya, aku dapat kembali merasakan rasa yang membuat hatiku.. tak karuan.
Hmm, yah.. aku jatuh cinta, lagi. Kepada yang lain.
No comments:
Post a Comment